DESAKUodi shalahuddinpujaan hatiku…”desa telah mengubah dirinya menjadi kota. ketika tanah-tanah semakin terpuruk ditenggelamkan oleh aspal, adonan semen dan pasir, dan gemerlap keramik pada rumah dan gedung yang bertumbuhan semakin menjauhkan kaki kita berpijak bumi. tiada batas. aliran listrik, telpon, komunikasi seluler, akses internet memandang wajah dunia dalam layar dan bersapa tanpa menunggu kecemasan suara dering bel sepeda dari pak pos. migrasi bukan kemewahan lagi melainkan menjadi perburuan bagi perubahan nasib. kota-kota. negeri seberang. ragam bahasa. pertemuan-pertemuan lahirkan cinta.ah, masihkah engkau bertanya tentang asal asli? dunia telah terbentang dan tertiti, dengan kerumunan-kerumuan di setiap sudutnya. ruang pertemuan tanpa batas, lahirkan anak-anak manusia. perpaduan. anak-anak dunia. hidup di desa global tanpa peta. keberuntungan bila dirimu masih memiliki alamat rumah.tapi bagaimanakah bagi mereka yang berada dalam kamp-kamp penampungan atau lorong-lorong jembatan sebagai warga tanpa pengakuan atas keberadaannya?”desaku yang kucinta……..”desa. manakah berpulang? ketika desa sudah menjadi dongengan atas para pendahulu tentang kampung halaman. jutaan manusia yang hadir dalam ruang pertemuan dan menyapa dunia dari rumah tak berdinding. Bermimpi tentang wajah kampung halaman yang tak bisa lekat dalam kepala.”desaku yang kucinta,pujaan hatikutempat ayah dan bundadan handai taulanku….”bagaimana hendak melupa, bila hidup tak pernah bersapa dan menyelaminya. hanya lagu. lagu. lagu. lagu. lagu pengisi hati di kala merasa sepi. engkau?Yogyakarta, 25 november 2011http://odishalahuddin.wordpress.com
Home » Tema Desa » Puisi Desaku | Desaku Yang Kucinta
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar