Nama: Ajip Rosidi, anak sulung, ayah Dayim Sutawiria (1917-1990) dan ibu Hj. Sitti Konaah (1921-2000).
Lahir: 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, Indonesia.
Pendidikan: Sekolah Rakyat 6 tahun di Jatiwangi (1950), Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953), Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956, tidak tamat). Selanjutnya otodidak.
Menikah (1955) dengan Fatimah Wirjadibrata, mempunyai anak Hj. Nunun Nuki Aminten (1956), Hj. Titi Surti Nastiti (1957), H. Uga Percéka (1959), H. Nundang Rundagi (1961), H. Rangin Sembada (1963) dan Hj. Titis Nitiswari (1965).
AJIP ROSIDI (dibaca: Ayip Rosidi) mula-mula menulis karya kreatif dalam bahasa Indonesia, kemudian telaah dan komentar tentang sastera, bahasa dan budaya, baik berupa artikel, buku atau makalah dalam berbagai pertemuan di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Ia banyak melacak jejak dan tonggak alur sejarah sastera Indonesia dan Sunda, menyampaikan pandangan tentang masalah sosial politik, baik berupa artikel dalam majalah, berupa ceramah atau makalah. Dia juga menulis biografi seniman dan tokoh politik. Pendidikan formalnya SD di Jatiwangi (1950), SMP di Jakarta (1953) dan Tainan Madya di Jakarta (tidak tamat, 1956), selanjutnya otodidak.
Ia mulai mengumumkan karya sastera tahun 1952, dimuat dalam majalah-majalah terkemuka pada waktu itu seperti Mimbar Indonesia, Gelanggang/Siasat, Indonesia, Zenith, Kisah dll. Menurut penelitian Dr. Ulrich Kratz (1988), sampai dengan tahun 1983, Ajip adalah pengarang sajak dan cerita pendek yang paling produktif (326 judul karya dimuat dalam 22 majalah).
Bukunya yang pertama, Tahun-tahun Kematian terbit ketika usianya 17 tahun (1955), diikuti oleh kumpulan sajak, kumpulan cerita pendek, roman, drama, kumpulan esai dan kritik, hasil penelitian, dll., baik dalam bahasa Indonesia maupun Sunda, yang jumlahnya kl. seratus judul.
Karyanya banyak yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, dimuat dalam bungarampai atau terbit sebagai buku, a.l. dalam bahasa Belanda, Cina, Inggris, Jepang, Perands, Kroatia, Rusia, dll. Bukunya yang dalam bahasa Sunda, a.l. Kanjutkundang (bungarampai sastera setelah perang disusun bersama Rusman Sutiasumarga, 1963), Beber Layar! (1964), Jante Arkidam (1967), DurPanjak! (1967), Ngalanglang K.asusastran Sunda (1983), Dengkleung De’ngde’k (1985), Polemik Undak-usuk Basa Sunda (1987), Haji Hasan Mustapajeung Karya-karyana (1988), Hurip Waras! (1988), Pancakaki (1996), Cupumanik Astagina (1997), Eundeuk-eundeukan (1998), Trang-trang Kolentrang (1999), dll.
Ia juga mengumpulkan dan menyunting tulisan tersebar Sjafruddin Prawiranegara (3 jilid) dan Asrul Sani (Surat-surat Kepercayaan, 1997). Ketika masih duduk di SMP men-jadi redaktur majalah Suluh Pelajar (Suluh Peladjar) (1953-1955) yang tersebar ke seluruh Indonesia. Kemudian men-jadi pemimpin redaksi bulanan Prosa (1955), Mingguan (kemudian Majalah Sunda (1965-1967), bulanan Budaya Jaya (Budaja Djaja, 1968-1979). Mendirikan dan memimpin Proyek Penelitian Pantun dan Folklor Sunda (PPP-FS) yang banyak merekam Carita Pantun dan mempublikasikannya (1970-1973).
Bersama kawan-kawannya, Ajip mendirikan penerbit Kiwari di Bandung (1962), penerbit Cupumanik (Tjupumanik) di Jatiwangi (1964), Duta Rakyat (1965) di Bandung, Pustaka Jaya (kemudian Dunia Pustaka Jaya) di Jakarta (1971), Girimukti Pasaka di Jakarta (1980), dan Kiblat Buku Utama di Bandung (2000). Terpilih menjadi Ketua IKAPI dalam dua kali kongres (1973-1976 dan 1976-1979). Menjadi anggota DKJ sejak awal (1968), kemudian menjadi Ketua DKJ beberapa masajabatan (1972-1981). Menjadi anggota BMKN 1954, dan menjadi anggota pengurus pleno (terpilih dalam Kongres 1960). Menjadi anggota LBSS dan menjadi anggota pengurus pleno (1956-1958) dan anggota Dewan Pembina (terpilih dalam Kongres 1993), tapi mengundurkan diri (1996). Salah seorang pendiri dan salah seorang Ketua PP-SS yang pertama (1968-1975), kemudian menjadi salah seorang pendiri dan Ketua Dewan Pendiri Yayasan PP-SS (1996). Salah seorang pendiri Yayasan PDS H.B. Jassin (1977).
Sejak 1981 diangkat menjadi gurubesar tamu di Osaka Gaikokugo Daigaku (Universitas Bahasa Asing Osaka), sambil mengajar di Kyoto Sangyo Daigaku (1982-1996) dan Tenri Daignku (1982-1994), tetapi terus aktif memperhatikan kehi-dupan sastera-budaya dan sosial-politik di tanahair dan terus menulis. Tahun 1989 secara pribadi memberikan hadiah sastera tahunan Rancage yang kemudi-an dilanjutkan oleh Yayasan Kebudaya-an Rancage yang didirikannya. Ajip penerima Hadiah Sastera Nasional 1955-1956 untuk puisi (diberikan tahun 1957) dan 1957-1958 untuk prosa (diberikan tahun 1960). Tahun 1993 men-dapat Hadiah Seni dari Pemerintah RI. Tahun 1999 menerima Kun Santo Zui Ho Sho (The Order of Sacred Treasure, Gold Rays with Neck Ribbon) dari pemerintah Jepang sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang dinilai sangat bermanfaat bagi hubungan Indonesia-Jepang.
Setelah pensiun ia menetap di Pabelan, Magelang, Jawa Tengah. Meskipun begitu, ia masih aktif mengelola beberapa lembaga non-profit seperti Yayasan Kebudayaan Rancagé dan Pusat Studi Sunda.***
Penghargaan dan Hadiah
- Dalam Kongres Kebudayaan tahun 1957 di Denpasar, mendapat Hadiah Sastera Nasional untuk sajak-sajak yang ditulisnya tahun 1955-1956;
- Dalam Kongres Kebudayaan tahun 1960 di Bandung, mendapat Hadiah Sastera Nasional untuk kumpulan cerita pendeknya yang berjudul Sebuah Rumah Buat Haritua;
- Tahun 1975 mendapat Cultural Award dari Pemerintah Australia;
- Tahun 1993 mendapat Hadiah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia;
- Tahun 1994, terpilih sebagai salah seorang dari “Sepuluh Putera Sunda yang membanggakan daerahnya”.
- Tahun 1988, sejumlah sahabatnya di Bandung mengadakan peringatan “Ajip Rosidi 50 Tahun” al. dengan menerbitkan buku Ajip Rosidi Satengah Abad.\
- Tahun 1999 mendapat Kun Santo Zui Hoo Shoo (Order of the Sacred Treasure, Gold Rays with Neck Ribbon) dari pemerintah Jepang;
- Tahun 2003 memperoleh Hadiah Mastera dari Brunei;
- Tahun 2004 mendapat Professor Teeuw Award dari Belanda.
- Tahun 2005, Paguyuban Panglawungan Sastera Sunda (PPSS) di Bandung menyelenggarakan acara dramatisasi, musikalisasi puisi, dan diskusi buku Ayang-ayang Gung dalam rangka 67 Ajip Rosidi (31 Januari 2005);
- Tahun 2007 mendapat Anugrah Budaya Kota Bandung 2007.
Pengalaman Ajip Rosidi
Sebagai penulis karya kreatif :
Mulai mengumumkan tulisan berupa sajak, cerita pendek, roman, drama dan lain-lain dalam bahasa Indonesia dan Sunda tahun 1952, dimuat dalam majalah-majalah terkemuka di Indonesia pada waktu itu seperti Mimbar Indonesia dan Kisah (keduanya dengan redaktur H. B. Jassin), Zenith, Gelanggang (ruang kebudayaan warta sepekan) Siasat (pimpinan Sudjatmoko dan H. Rosihan Anwar, dengan redaktur Asrul Sani, Rivai Apin dan Nur’aini Sani), Indonesia (bulanan kebudayaan pimpinan Armijn Pane), Konfrontasi (dua bulanan pimpinan Sutan Takdir Alisjahbana), Budaya (terbitan Bagian Kesenian Departemen P.P. dan K. Yogyakarta pimpinan Kusnadi), Membimbing, Pustaka dan Budaya, Panghegar (bahasa Sunda, dengan redaktur Oot Hidajat), s.k. Sipatahoenan (dengan redaktur Mh. Kendana), dll. Bukunya yang pertama terbit ketika usianya 17 tahun (1955), berjudul Tahun-tahun Kematian (kumpulan cerita pendek) yang kemudian diikuti oleh buku-bukunya yang lain yang sekarang jumlahnya lebih dari 110 judul, baik kumpulan cerita pendek, kumpulan sajak, roman, drama, esai, kritik; asli tulisannya sendiri, maupun terjemahan. Selain dalam bahasa Indonesia, juga dalam bahasa Sunda. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, baik dimuat dalam majalah, dalam buku bungarampai maupun berbentuk buku al. ke dalam bahasa-bahasa Belanda, Cina, Hindi, Inggris, Jepang, Jerman, Kroatia, Perancis, Rusia, Thai dll. (Lihat Daftar Karya).
Ketika masih bersekolah (SMP), menjadi redaktur dan memimpin majalah Suluh Peladjar (1953-1955) yang beredar luas di seluruh Indonesia. Tahun 1955 menerbitkan dan menjadi Pemimpin Redaksi bulanan Prosa yang mengkhususkan diri untuk cerita pendek. Tahun 1965-1967 mendirikan dan menjadi Pemimpin Redaksi Mingguan Sunda (kemudian Madjalah Sunda) majalah umum berbahasa Sunda di Bandung. Tahun 1968-1979 mendirikan dan menjadi Pemimpin Redaksi bulanan Budaja Djaja (kemudian Budaya Jaya) bersama Ilen Surianagara, Ramadhan K. H., dan Harijadi S. Hartowardojo yang merupakan majalah kebudayaan umum yang resminya diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta. Redaktur ruangan kebudayaan “Matahari” dalam majalah Mimbar di Jakarta (1971-1973). Sejak 2004 menjadi pemimpin umum majalah bulanan bahasa Sunda Cupumanik.
Tahun 1955-1956 bekerja sebagai redaktur pada penerbit Balai Pustaka (penerbit pemerintah). Tahun 1962 bersama beberapa kawannya mendirikan Penerbit Kiwari di Bandung (bersama Ramadhan K.H., Obon Harris dan Tatang Suryaatmadja) yang banyak menerbitkan karya sastera baik dalam bahasa Indonesia maupun Sunda. Tahun 1964 -1969 mendirikan Penerbit Tjupumanik di Jatiwangi yang terutama menerbitkan buku berbahasa Sunda. Tahun 1971 ia diserahi memimpin Badan Penerbit Pustaka Jaya (Yayasan Jaya Raya kemudian menjadi PT Dunia Pustaka Jaya dan ia menjadi Direktur kemudian Direktur Utamanya sampai 1981) di Jakarta yang banyak menerbitkan buku sastera, ilmu, bacaan kanak-kanak dan agama Islam baik dalam bahasa Indonesia, maupun dalam bahasa daerah (Jawa dan Sunda). Ketika memimpin Pustaka Jaya, bekerja sama dengan The Japan Foundation, ia banyak mengusahakan penerbitan terjemahan karya sastera Jepang dalam bahasa Indonesia al. karya Kawabata Yasunari, Tanizaki Junichiro, Mishima Yukio, Akutagawa Ryunosuke, dll. Tahun 1981 ia mendirikan Penerbit Girimukti Pasaka (bersama H. I. Martalogawa) yang dikhususkan untuk menerbitkan buku-buku berbahasa Sunda, tapi akhirnya berhenti. Tahun 2000 mendirikan Penerbit Kiblat Buku Utama di Bandung.
Tahun 1954 ia menjadi anggota Badan Musawarat Kebudayaan Nasional (BMKN) dan tahun 1960 dalam Kongres Kebudayaan di Bandung, terpilih menjadi anggota pengurus pleno organisasi tersebut. Tahun 1957-1963 turut mendirikan dan aktif dalam studiklub Badan Pangulik Budaya (BPB) “Kiwari” yang banyak membahas masalah kebudayaan nasional dan kebudayaan daerah. Tahun 1956 menjadi anggota Lembaga Basa jeung Sastera Sunda (LBSS) dan dalam Kongres Bahasa Sunda 1956 terpilih menjadi anggota pengurus pleno organisasi tersebut. Tahun 1963 turut mendirikan dan menjadi Sekertaris Yayasan Kebudayaan Indonesia di Bandung, tapi mengundurkan diri pada tahun 1965. Tahun 1968 memberikan saran kepada Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin tentang perlunya pembentukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan terpilih menjadi anggotanya yang pertama. Tahun 1972-1981 terpilih sebagai Ketua DKJ (berturut-turut untuk tiga masa jabatan). Tahun 1966 turut memprakarsai pembentukan dan menjadi Ketua I Paguyuban Pangarang Sastera Sunda (PP-SS), dengan Ketua Umum Ki Umbara. Tahun 1975 ia mengundurkan diri sebagai Ketua. Tahun 1996 mendirikan Yayasan PP-SS dan menjadi Ketua Dewan Pembinanya. Tahun 1993 dalam Kongres Basa Sunda di Bandung terpilih menjadi anggota Dewan Pembina LBSS, tapi mengundurkan diri tahun 1996. Sebagai penerbit dia aktif dalam Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dan dalam Kongres IKAPI 1973 di Jakarta terpilih sebagai Ketua Umumnya. Dan terpilih lagi dalam Kongres 1976 untuk masajabatan sampai tahun 1979. Dalam Kongres 1979 dia menolak untuk dipilih lagi karena hendak menerima fellowship dari The Japan Foundation untuk tinggal di Jepang. Terpilih menjadi anggota Akademi Jakarta (2001). Tahun 1993 mendirikan Yayasan Kebudayaan Rancagé sebagai tindak-lanjut dari kegiatannya memberikan Hadiah sastera Rancagé setiap tahun kepada para pengarang dalam bahasa daerah, mula-mula hanya untuk sastera Sunda (sejak 1989) tapi kemudian juga untuk sastera Jawa (sejak 1994) dan Bali (sejak 1998).
Tahun 1960-1962 ia diangkat menjadi anggota Badan Pertimbangan Ilmu Pengetahuan bidang Sastera dan Sejarah yang berfungsi sebagai penasihat Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan. Tahun 1978-1980 ia menjadi Staf Ahli Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun 1979-1982 diangkat menjadi anggota Dewan Filem Nasional yang berfungsi untuk memberi nasihat dalam bidang perfilman kepada Menteri Penerangan. Tahun 1979-1980 ia pun mewakili IKAPI diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Pengembangan Buku Nasional.
Tahun 1967 diangkat sebagai dosen luar biasa pada Fakultas Sastera Universitas Padjadjaran di Bandung. Di samping itu sering memberikan kuliah umum di berbagai universitas di seluruh Indonesia al. di Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Diponegoro (Semarang), IKIP Negeri Bandung, IKIP Negeri Padang, di Padang, Universitas Syah Kuala, Banda Aceh, IKIP Negeri Surabaya, dll. Tahun 1981 diangkat sebagai Visiting Professor pada Osaka Gaikokugo Daigaku di Osaka, Jepang (sampai 2003). Tahun 1983-1994 menjadi Gurubesar Luar Biasa pada Tenri Daigaku, di Tenri, Nara. Tahun 1983-1996 menjadi Gurubesar Luar Biasa pada Kyoto Sangyo Daigaku di Kyoto. Pensiun dan pulang ke tanahair tahun 2003.
Ia banyak menulis buku telaah sastera dan antologi karya sastera Indonesia dan Sunda, di antaranya banyak yang dipakai sebagai pegangan di berbagai sekolah dan universitas, al. Cerita pendek Indonesia (1959), Kapankah Kesusasteraan Indonesia Lahir? (1964), Beber Layar! (1964), Kanjutkundang (1963), Kesusasteraan Sunda Dewasa Ini (1967), Ikhtisar Sejarah Sastera Indonesia (1969), Ngalanglang Kasusasteran Sunda (1983), Masalah Angkatan dan Periodisasi Sejarah Sastera Indonesia (1973). Laut Biru Langit Biru (1977), Membicarakan Puisi Indonesia(1975), Puisi Indonesia Modern (1987) dll.
Sejak di Kongres Kebudayaan di Solo (1954) ia aktif dalam berbagai simposion, seminar, kongres, konferensi atau lokakarya mengenai kebudayaan dan kesenian, terutama mengenai bahasa dan sastera, baik di tingkat daerah, nasional, regional, maupun internasional. Dalam berbagai kesempatan ia memberikan prasaran, kertas kerja ataupun laporan, antara lain:
- Simposion Sastera Indonésia dalam Pekan Kesenian mahasiswa di Jakarta (1960), memberikan prasaran “Sumbangan Angkatan Terbaru dalam Perkembangan Sastera Indonesia”;
- Seminar Pengarang Bacaan Remaja di Ciloto (1972), memberikan prasaran “Situasi Umum Bacaan Remaja Dewasa Ini”;
- Kongres Orientalis Internasional di Paris, memberikan laporan tentang kegiatannya merekam cerita pantun (sastera lisan) Sunda dengan judul “Pengalaman Saya Merekam Pantun Sunda” (1973);
- Pra-Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Bahasa dan Kesusasteraan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta (1974), memberikan prasaran “Politik Bahasa Nasional dan Pengembangan Kesusasteraan”;
- Seminar Hari Sastera di Kuching, Sarawak, Malaysia yang diselenggarakan oleh Gapena (Gabungan Penulis Nasional, Malaysia) tahun 1974, memberikan kertas kerja tentang Kesusasteraan Sunda dan Kesusasteraan Kebangsaan Indonesia”;
- Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan dan Pengambangan Bahasa di Jakarta (1975), memberikan prasaran tentang “Pengembangan Bahasa dan Sastera Daerah”;
- Seminar Hakcipta Nasional di Denpasar, Bali (1975), memberikan pembahasan tentang Ruanglingkup dan pengertian Hakcipta;
- Lokakarya Bahasa dan Sastera Daerah yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa di Jakarta (1976), memberikan kertas kerja “Penterjemahan Sastera Daerah”;
- Seminar Sastera Nusantara di Singapura (1977), menberikan makalah “Nilai-nilai Tradisional dalam Sastera Indonesia”.
- Kongres Bahasa Indonesia III yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan dan Pengambangan Bahasa (1978) di Jakarta, memberikan prasaran tentang Bahasa Indonesia sebagai bahasa ekspresi kreatif bertajuk “Bahasa Indonesia Sebagai Sarana Kreasi dan Pengembangannya”;
- Konferensi Internasional Tentang Peranan Seni dan sastera dalam Perkembangan Masyarakat yang diselenggarakan oleh Lembaga Riset Kebudayaan Timur. Konferensi ini diselenggarakan sehubungan dengan perayaan Gakushuin Daigaku yang ke100 di Tokyo (1978), memberikan kertas kerja berjudul “The Role of Literature and the Arts in the Social Development: Indonesian case”;
- Musyawarah Nasional Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (1978), memberikan ceramah Tentang “Pengajaran Sastera dan Pengembangan Bahasa Indonesia”;
- Pertemuan Sasterawan Nusantara di Jakarta (1979), memberikan prasaran tentang “Keragaman Budaya dalam sastera Nusantara”;
- Seminar sehubungan dengan perayaan 100 tahun Auckland University, di Auckland, New Zealand tahun 1983, memberikan makalah tentang “Diversity in Unity”.
- Seminar tentang Tradisi dan Modernisasi yang diselenggarakan oleh Chubu Institute of Technology di Nagoya tahun 1984, memberikan prasaran tentang “Tradisi dan Modernisasi di Indonesia” ;
- Seminar Kebudayaan Sunda yang diselenggarakan oleh Proyek Sundanologi di Lembang, Bandung (1986), memberikan dua makalah yaitu “Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan Daerah (Sunda)” dan “Haji Hasan Mustapa: Menjejaki Karya-karyanya dan Arti Karya-karya itu bagi Pengembangan Kebudayaan Sunda” ;
- Seminar tentang Tradisi Lisan yang diselenggarakan oleh Museum Etnologi Nasional Jepang dengan Dirjen Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Jakarta (1987), memberikan makalah tentang “Tradisi Lisan di Indonesia dan Masa Depannya”;
- Dalam Kongres Bahasa Indonesia V yang diselenggarakan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa di Jakarta (1988), menyampaikan prasaran “Sastera Indonesia dan Sastera Daerah”, kendati ia sendiri tidak bisa hadir;
- Seminar Tamaddun Malayu II yang diselenggarakan oleh pemerintah Malaysia di Kualalumpur, Malaysia (1989), memberikan makalah tentang “Sastera Da’wah Islamiyah di Indonesia”;
- Tahun 2001 atasnama Yayasan Kebudayaan Rancage menyelenggarakan KIBS (Konferensi Internasional Budaya Sunda) di Bandung.
Sering diminta menjadi juri berbagai perlombaan dan sayembara mengarang, baik di tingkat daerah, nasional, regional, maupun internasional, antara lain:
- Wakil Ketua Dewan Juri Sayembara Mengarang IKAPI Cabang Jawa Barat tahun 1967, meliputi cerita kanak-kanak dan bacaan dewasa, baik dalam bahasa Indonesia maupun Sunda;
- Ketua Déwan juri Hadiah Sastera “Moh Ambri” yang dikeluarkan oleh Paguyuban Pangarang Sastera Sunda (PPSS) di Bandung (1966, 1967);
- Anggota Dewan Juri Sayembara Mengarang Roman UNESCO-IKAPI Pusat di Jakarta (1968);
- Anggota Dewan Juri Anugerah Seni Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta untuk bidang sastera ( 1969, 1970, 1971 dan 1972);
- Ketua Dewan Juri Sayembara Mengarang Roman Panitia Tahun Buku Internasional Pemerintah DKI Jakarta di Jakarta (1972);
- Anggota Dewan Juri Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) di Jakarta (1975);
- Anggota Dewan Juri Sayembara Mengarang Ceritapendek yang diselenggarakan oleh Radio Hilversum, Belanda, tahun 1975;
- Anggota Dewan Juri Nasional Indonesia untuk South East Asian Award (1978 dan 1979);
- Anggota Dewan Juri Festival Filem Indonesia tahun 1978 di Ujungpandang;
- Anggota Dewan Juri Sayembara Mengarang Esai Dewan Kesenian Jakarta (1979);
- Anggota Dewan Juri Sayembara Membuat Desain Masjid “Sudirman di Jakarta” (1979);
- Anggota Dewan Juri Sayembara Mengarang cerita kanak-kanak bernafaskan Islam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama Republik Indonesia (1978 dan 1979);
- Anggota Dewan Juri Sayembara membuat ilustrasi buku kanak-kanak “Noma Contest” yang diselenggarakan oleh Asian Cultural Center for UNESCO di Tokyo (1978 dan 1979);
- Anggota Dewan Juri Sayembara Melukis untuk anak-anak se-Asia “Festival of Asian Children’s Art” yang diselenggarakan oleh Mitsubishi Impression-Gallery di Tokyo untuk tahun 1990-1991, 1991-1992, 1992-1993, 1993-1994 dan 1996-1997.
- Anggota Dewan Juri Lomba Menulis Kritik Senirupa Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) (2004);
- Tahun 1969-1972 dengan bantuan dari Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV), Leiden, Belanda, mendirikan Proyek Penelitian Pantun dan Folklor Sunda yang melakukan perekaman cerita pantun dan folklore Sunda yang hampir punah. Hasilnya kl. 30 buah rekaman yang masing-masing memakan waktu kl.8 jam, 21 di antaranya sudah ditranskripsi dan 16 judul telah terbit, masing-masing tebalnya antara 150-200 folio tik rapat. Tahun 1973 terpaksa menghentikan kegiatan ini karena kesibukannya sebagai Direktur Utama Penerbit Pustaka Jaya, Ketua Dewan Kesenian Jakarta, dan Ketua IKAPI;
- Tahun 1984 mendapat grant dari The Toyota Foundation, Tokyo, untuk melakukan penelitian tentang karya-karya Haji Hasan Mustapa di Leiden, negeri Belanda, Kairo, Mesir dan Indonesia. Hasilnya buku Haji Hasan Mustapa jeung karya-karyana (1988);
- Tahun 1990-1997 mendapat grant dari The Toyota Foundation Tokyo untuk mengadakan penelitian tentang kebudayaan Sunda dalam rangka penyusunan Ensiklopedi Sunda (terbit 2000).
- Sejak tahun 1960-an melakukan penelitian tentang puisi Sunda, dan pada tahun 1994 selesai menyusun antologi Puisi Sunda yang terdiri atas 3 jilid, semuanya kl. 1.500 halaman.
- Penelitian atas perjuangan dan karya-karya Mr. Sjafruddin Prawiranegara (1911-1989) yang tersebar dalam berbagai media, dan berhasil menyusun biografinya (1986) dan menyusun karya-karyanya menjadi empat jilid, dua di antaranya sudah terbit;
- Penelitian atas perjuangan dan karya-karya M. Natsir (1908-1993) dan berhasil menyusun jilid pertama biografinya (1989). Karena sesuatu hal, penelitian ini tidak dilanjutkan.
Sejak 1973 sampai 1979 ia terus-menerus mewakili Indonesia dalam sidang-sidang perencanaan Program Penerbitan Bersama Asia (Asian Co- Publication Programme) yang diselenggarakan setiap tahun oleh ACCU di Tokyo. Dua kali duduk sebagai anggota Dewan Redaksi (Editorial Board) program itu yang mengusahakan penerbitan bacaan kanak-kanak dan remaja yang diambil dari karya dalam bahasa negara-negara Asia yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa negara-negara peserta. Proyek ini sukses sekali, sehingga sekarang pesertanya meliputi juga negara-negara Pasifik, dan buku-buku hasil program ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Eropa, Amerika Latin, Afrika dan Arab.
- Tahun 1970, ia mendapat grant dari The Asia Foundation untuk menghadiri Konferensi Sasterawan Asia III di Taipei, Taiwan, dan Kongres PEN Internasional ke-37 di Seoul;
- Tahun 1971 mendapat grant dari The Asia Foundation untuk mengadakan kunjungan di Malaysia Barat dan Timur sehubungan dengan penelitian folklor dan menjadi tamu Gapena;
- Tahun 1972 mendapat undangan menghadiri dan menjadi peserta Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Negeri Belanda;
- Tahun 1972 mendapat undangan dari State Department Amerika Serikat untuk mengadakan kunjungan di negeri tersebut untuk meninjau kehidupan budaya dan penerbitannya, dilanjutkan dengan undangan semacam dari Pemerintah Federasi Jerman dan negera Belanda;
- Tahun 1974 mendapat Cultural Award dari Pemerintah Australia berupa undangan untuk mengadakan kunjungan meninjau kehidupan budayanya;
- Tahun 1975 mendapat undangan dari Pemerintah Uni Sovyet untuk mengadakan kunjungan budaya ke Rusia, dilanjutkan dengan kunjungan serupa di India atas undangan pemerintah India;
- Tahun 1980 mendapat fellowship dari The Japan Foundation untuk tinggal selama setengah tahun di Jepang yang dimanfaatkan untuk menulis buku Mengenal Jepang (1981) dan roman Anak Tanahair (1985).
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar